Laman

Sabtu, 30 Oktober 2010

Depresi Pasca Scizophrenia

A. Pengertian
Secara terminology, schizophrenia berarti skizo adalah pecah dan  frenia adalah kepribadian. Scizophrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi perasaan pikir, waham yang aneh, gangguan persepsi, afek yang abnormal. Meskipun demikian kesadaran yang jernih, kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu, mengalami hendaya berat dalam menilai realitas (pekerjaan, sosial dan waktu senggang).
A. Pengertian
Secara terminology, schizophrenia berarti skizo adalah pecah dan  frenia adalah kepribadian. Scizophrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi perasaan pikir, waham yang aneh, gangguan persepsi, afek yang abnormal. Meskipun demikian kesadaran yang jernih, kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu, mengalami hendaya berat dalam menilai realitas (pekerjaan, sosial dan waktu senggang).
B. Epidemiologi
Scizophrenia terjadi pada 1% dari populasi manusia. Pada laki-laki, onset awal terjadi pada umur 20 tahun dan pada perempuan,  onset terakhir terjadi pada umur 20 tahun. Prevalensi terjadinya schizophrenia pada laki-laki dan perempuan sama. Persentase penderita schizophrenia yang meninggal akibat bunuh diri adalah 1% - 13% dan yang berusaha melakukan bunuh diri adalah 18% - 55%. Penderia schizophrenia yang tidak dapat sembuh kembali adalah 40% - 60%.
C. Patofisiologi
Patofisiologi schizophrenia dihubungkan dengan genetic dan  lingkungan. Faktor genetic dan  lingkungan saling berhubungan dalam patofisiologi terjadinya schizophrenia. Neurotransmitter yang berperan dalam patofisiologinya adalah DA, 5HT, Glutamat, peptide, norepinefrin. Pemeriksaan CT scan dan MRI pada penderita schizophrenia menunjukkan atropi lobus frontalis yang menimbulkan gejala negatif dan kelainan pada hippocampus yang menyebabkan gangguan memori.

D. Gejala
a.   Symptom positif
       Delusi, halusinasi, inkoherent, dan katatonia
b.  Symptom negatif
     Afek datar, avolition, alogia, dan anhedonia
c.  Gangguan Kognitif
     Perhatian dan memori terganggu serta terjadi gangguan abstrak
d.  Gangguan Mood
e.  Dysphoria, mencoba bunuh diri, dan hopelsness.
f.  Sosial/minat :menarik diri dr sosial/tdk ada.
g.  Sdh berlangsung 1 bln atau lebih
E. Pedoman Diagnostik Umum
         I.          Paling Kurang 1 Gejala
            1. a. Thought echo
                b. Thought insertion or withdrawal
                c. Thought broadcasting
            2. a. Delusion of control (waham dikendalikan)
                b. Delusion of influence (waham pengaruh)
                c. Delusion of passivity
                  d. Delusion of perception            
3.    Halusinasi pendengaran
     a. Suara berkomentar tentang perilakunya
     b. Suara-suara saling berbicara/berdiskusi tentang hal ihwalnya
     c. Suara lain dari salah satu bagian tubuhnya
4.    Waham menetap lain yg menurut budaya setempat dianggap tdk wajar / mustahil
    II.            Paling Kurang 2 Gejala
1. Halusinasi menetap dari panca indera apa saja, bisa disertai waham tanpa kandungan afektif yang jelas, atau ide berlebihan yang menetap atau bila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu/berbulan-bulan, terus-menerus.
2. Arus pikiran terputus atau mengalami sisipan (inkoherensi), irrelevansi atau neologisme.
3. Perilaku katatonik, yaitu gaduh gelisah, posturing, fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
4. Gejala negatif : apatis, bicara jarang, respon emosional yang tumpul atau tidak wajar, penarikan diri dari pergaulan    sosial, menurunnya kinerja sosial (bukan oleh depresi atau reaksi neuroleptika)
 5. Sudah berlangsung 1 bulan (di luar fase prodromal)
 6.Perubahan konsisten bermakna aspek perilaku, yaitu hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.
F. Jenis jenis Scizophrenia
            I.     Skizofrenia Paranoid
·         Paling sering ditemukan
·         Pedoman diagnostik
a.       Pedoman diagnostik umum
b.      Halusinasi dan/atau waham harus menonjol:
§  Suara mengancam memerintah, bunyi pluit, mendengung atau tawa.
§  Pembauan/pengecap rasa. Perabaan yang bersifat seksual, jarang visual.
§  Waham hampir setiap jenis, tetapi paling khas adalah dikendalikan, dipengaruhi, passivity dan dikejar-kejar.
             II. Skizofrenia Hebefrenik
·         Onset biasa pada umur lebih muda
·         Pedoman diagnostik
a.       Pedoman diagnostik umum
b.      Diagnostik pertama kali pada usia remaja atau dewasa muda (15-25 tahun)
c.       Kepribadian premorbid ciri khas : pemalu dan senang menyendiri.
d.      Untuk diagnosis diperlukan pengamatan kontinu 2-3 bln
§  Mannerisme, cenderung menyendiri, hampa tujuan/perasaan
§  Afek dangkal dan tidik wajar, cekikikan, rasa puas diri, senyum sendiri, tawa menyeringai, dan ungkapan kata di ulang-ulang.
§  Prose pikir disorganisasi, pembicaraan tidak menentu, inkoherensi
e. Dorongan kehendak hilang, tidak ada minat, kadang ingin berbuat sesuatu tapi segera ditinggalkan, preokupasi yang dangkal dengan tema         aneh dan sulit memahami jalan pikiran.
          III.   Skizofrenia Katatonik
a.       Yang menonjol gambaran psikomotor : hipekinesis, stupor, otomatisme dan negativisme
b.      Pedoman diagnostik
·         Pedoman diagnostik umum
·         Lebih dari 1 perilaku mendominasi gambaran klinisnya
§  Stupor atau mutisme
§  Gaduh gelisah
§  Posturing (tidak wajar dan aneh)
§  Negativisme
§  Rigiditas
§  Fleksibilitas cerea
§  Gejala lain : command automatism, verbigerasi, ekolali dan ekopraksi
          IV.        Skizofrenia Simpleks
a.       Sulit dibuat
b.      Pedoman diagnostik
  Gejala kronik progresif dari :
·         Gejala negatif skizofrenia  residual tanpa didahului gejala positif
·         Perubahan perilaku pribadi, hilang minat, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup dan penarikan diri secara social.

G. Differential Diagnosis
  1. Gangguan skizoafektif
  2. Drug abuse
  3. Gangguan afektif mayor
  4. Halusinasi alkoholik kronis
H. Penatalaksanaan
  1. Pharmacotherapy
       Antipsikotik baik typical maupun atipical
b. Dukungan keluarga
c. Psikoterapi
I. Prognosis
Perawatan pertama 5-10 tahun 10-20% baik dan >50% buruk

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Sinopsis Psikiatri. Jakarta
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
Price, Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Siregar,Harris,dkk.. 1995. Neurofisiologi. Jakarta : Bagian Fisiologi FK Unhas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar