Laman

Sabtu, 30 Oktober 2010

Multipel Sklerosis

Kelelahan adalah gejala umum pada pasien MS, hal ini dialami oleh 90 % dari pasien tersebut. Kelelahan ini diikuti dengan adanya gejala pada traktus piramidal dan waktu reaksi memori, namun hal ini berbeda dari depresi.46 – 48 Pasien dengan MS disertai kelelahan mengalami peninggian reduksi metabolisme glukosa pada bagian lateral maupun medial prefrontal, premotor cortex, putamen, dan daerah suplementary motor.
Kelelahan adalah gejala umum pada pasien MS, hal ini dialami oleh 90 % dari pasien tersebut. Kelelahan ini diikuti dengan adanya gejala pada traktus piramidal dan waktu reaksi memori, namun hal ini berbeda dari depresi.46 – 48 Pasien dengan MS disertai kelelahan mengalami peninggian reduksi metabolisme glukosa pada bagian lateral maupun medial prefrontal, premotor cortex, putamen, dan daerah suplementary motor.
Pada autopsi, terlihat adanya lesi dengan ukuran yang berbeda-beda yang  terdistribusi melalui jalur substansia alba CNS. Hal ini terutama pada daerah sekitar ventrikel dan diantara badan nukleus caudatus dan corpus callosum yang terhubung dengan wetter winkle atau ”storm center”50. Bagaimanapun, lesi ini mungkin akan terlihat jelas dimanapun dengan substansia alba dari hemispher corpus callosum yang berada di mesencephalon, ponds, medulla oblongata, cerebellum dan medulla spinalis. Hal ini terutama dipengaruhi oleh nervus opticus. Pada lesi papula MS didapati adanya aktivitas inflamasi, demyelinisasi, dan gliosis. Pada infiltrat inflamasi didapati adanya limfosit dan monosit di daerah sekitar ventrikel dan leptomeninx; pada lesi parenkim didapati adanya limfosit, monosit dan makrofag. Transeksi axon umum pada lesi aktif.7
Penatalaksanaan MS dapat melalui rehabilitasi untuk menjaga atau memperbaiki aktivitas kehidupan sehari-hari agar tetap berlangsung; terapi anti-inflamasi dengan steroid dan imunomudulator; dan penatalaksanaan gejala neuropsikiatrik dengan bahan psikotropik. Hormon adrenocorticotrophic dan steroid tidak memiliki pengaruh yang lama pada penderita MS tapi tampak lebih singkat pada penderita yang penyakitnya berulang. Komplikasi neuropsikiatrik  dari  penggunaan steroid dapat berupa gangguan psikis dan kekacauan mental.51 Immunomuodulasi dapat menunjukkan pengurangan jumlah kambuhan dan derajat kecacatan pada pasien yang mengalami MS kambuhan. Immunomodulator mengandung glatiramer asetat (diberikan melalui subkutan setiap hari), interferon β – 1b (diberikan melalui subkutan setiap hari tertentu), interferon β – 1a (diberikan melalui intramuscular setiap minggu), dan mitoxantrone (diberikan setiap 3 bulan melalui intravena) (tabel 26.5).52-56 Gejala depresi dilaporkan sebagai komplikasi dari pemberian interferon β – 1b (bab 14). Kelelahan pada MS mungkin terjadi pada pemberian amantadin atau pemolin.57,58 Pengobatan depresi pada pasien MS dengan  pemberian inhibitor serotonin selektif, antidepressant tricyclic, atau inhibitor oksidasi monoamine pada umumnya berhasil mengurangi gejala depresi.59-61 Psikoterapi dapat menjadi pilihan pada pasien tertentu yang dapat mengubah penyakit mereka.
Multiple sklerosis harus dibedakan dari  berbagai jenis kelainan substansia alba lainnya (tabel 26.6). Demyelinasi, infeksi, racun, vascular, genetik, inflamasi, metabolisme, neoplastik, dan proses hydrocephalis dapat menjadi hasil yang menambah tanda pada T2 – weighted MRI dan fakta dari demyelinasi pada autopsi. Tidak ada pathognomonic neurobehavioral atau gejala neuropsikiatri pada kelainan substansia alba, tapi bradykinesia (perlambatan kognisi), attensi yang tidak normal, penurunan bahkan kerusakan kemampuan memori dengan prosedur memori yang utuh, tidak berfungsinya visuospatial, dan rusaknya pelaksana kognitif dengan kemampuan berbahasa yang merupakan tipe dari syndrom kognitif dengan penyakit substantia alba.63

Tidak ada komentar:

Posting Komentar